tohir78
 
 Tidak semua individu dapat langsung tertidur di malam hari dalam kegelapan dan ketenangan.
 Beberapa orang justru merasa lebih nyaman dan cepat tertidur saat televisi masih menyala.
 Bagi mereka, suara dari TV berfungsi sebagai "latar belakang" yang menenangkan pikiran.
 
  Kebiasaan ini mungkin terdengar sepele, tetapi menurut psikologi, terdapat berbagai perilaku dan kecenderungan yang umumnya dimiliki oleh orang-orang yang terbiasa tidur dengan TV menyala.
 
 
  Dilaporkan oleh Geediting pada Jumat (11/7), terdapat kebiasaan umum yang ditemukan pada mereka yang memerlukan televisi menyala untuk bisa tertidur, menurut studi psikologi:
 
 
  
   1. Cenderung Menghindari Kesunyian Karena Pikiran yang Aktif
  
 
 
 Banyak orang merasa tidak nyaman di malam yang sunyi, karena pada saat itu pikiran mereka lebih aktif.
 Ketenangan dapat memicu pikiran yang tidak diinginkan, seperti kecemasan, penyesalan, dan kekhawatiran terhadap masa depan.
 Suara televisi berfungsi sebagai "pengalih" yang mencegah mereka terjebak dalam percakapan internal yang berlebihan di pikiran mereka.
 Menurut psikologi, ini biasanya terkait dengan overthinking, yaitu perilaku memikirkan sesuatu secara berlebihan.
 
  Suara dari TV memberikan ketenangan karena dapat mengalihkan perhatian dari pikiran yang berputar-putar.
 
 
  
   2. Memiliki Pola Tidur yang Tidak Teratur
  
 
 
 Mereka yang tidur dengan televisi menyala seringkali memiliki pola tidur yang tidak stabil.
 Mereka mungkin tertidur terlambat, terbangun di tengah malam, atau kesulitan untuk tidur pada waktu-waktu tertentu.
 Kebiasaan ini dapat mengindikasikan gangguan pada ritme sirkadian atau jam biologis tubuh yang terganggu.
 
  Dengan menyalakan TV, mereka mencoba menciptakan suasana yang "mendukung" otak mereka untuk bersantai, meskipun cara ini dapat mengganggu kualitas tidur secara keseluruhan.
 
 
  
   3. Menunjukkan Ketergantungan terhadap Stimulus Eksternal untuk Tenang
  
 
 
 Orang yang tidur dengan TV menyala sering kali memiliki ketergantungan pada rangsangan luar untuk merasa tenang atau nyaman.
 Mereka tidak terbiasa menemukan ketenangan dalam diri mereka melalui teknik relaksasi alami seperti meditasi, pernapasan dalam, atau mendengarkan musik yang menenangkan.
 Meskipun TV tidak dirancang untuk relaksasi, tetap saja bisa berfungsi sebagai alat bantu untuk mengalihkan kecemasan.
 
  Ini menunjukkan tantangan dalam mengatur emosi atau meredakan diri tanpa bantuan dari luar.
 
 
  
   4. Cenderung Memiliki Gaya Hidup yang Sangat Sibuk dan Penuh Tekanan
  
 
 
 Banyak dari mereka yang membutuhkan TV menyala untuk tidur adalah orang-orang dengan kegiatan sehari-hari yang padat, beban kerja yang tinggi, atau tekanan emosional yang besar.
 Ketika tubuh merasa lelah tetapi pikiran masih aktif, suara dari televisi dapat memberikan efek seperti "obat tidur" yang membantu mereka terlelap tanpa harus sepenuhnya menghadapi kelelahan atau stres.
 Dalam psikologi, ini mungkin terkait dengan mekanisme pertahanan, yaitu cara seseorang menghadapi tekanan dalam hidup.
 
  Tidur dengan TV menyala bisa menjadi salah satu bentuk mekanisme bertahan untuk meredam stres.
 
 
  
   5. Lebih Nyaman dengan Lingkungan yang Tidak Ramai
  
 
 
 Beberapa orang merasa lebih aman dan nyaman ketika berada di lingkungan yang tidak sepenuhnya sunyi.
 Mereka mungkin tumbuh di rumah yang ramai, atau terbiasa hidup di kota yang penuh dengan suara lalu lintas dan kehidupan malam.
 Oleh karena itu, keheningan terasa aneh dan mengganggu bagi mereka.
 Tidur dengan TV menyala menjadi cara untuk menciptakan "noise putih sosial", yaitu suasana berisik yang menyerupai kehadiran orang lain.
 Ini memberikan rasa aman secara psikologis, terutama bagi mereka yang tinggal sendiri atau sering merasa kesepian.
 
  6. Menghadapi Kesulitan Berada Sendirian dengan Diri Sendiri
 
 Salah satu alasan tersirat mengapa banyak orang menyalakan televisi saat tidur adalah ketidaknyamanan mereka saat sendiri.
 Suara yang dihasilkan oleh TV menciptakan kesan seolah-olah ada "teman" di sekitar, sehingga mereka terhindar dari perasaan kesepian dan kesendirian.
 Dalam psikologi, ini dikenal sebagai penghindaran introspeksi—yaitu menghindari proses untuk mengeksplorasi diri sendiri.
 
  Bagi sebagian orang, memandang langit-langit saat dalam keadaan tenang bisa membuat mereka menghadapi pikiran atau perasaan yang tidak ingin mereka hadapi.
 
 
  
   7. Tidak Menyadari Dampak Negatif dari Kebiasaan Ini
  
 
 
 Banyak orang yang tertidur dengan TV menyala tidak menyadari bahwa kebiasaan itu bisa berdampak negatif terhadap kualitas tidur mereka.
 Cahaya biru dari layar, perubahan suara, dan rangsangan visual dari televisi dapat mengganggu siklus tidur alami, yang bisa menghambat kualitas tidur dan menyebabkan kelelahan di pagi hari.
 Namun, karena sudah menjadi kebiasaan selama bertahun-tahun, mereka kesulitan untuk menghentikannya secara langsung.
 
  Dalam psikologi, ini disebut habituasi, yaitu ketika otak telah terbiasa menerima stimulasi tertentu meskipun tidak sepenuhnya bermanfaat.
 
 
  
   8. Menghadapi Kesulitan dalam Menyesuaikan Diri dari Siang ke Malam
  
 
 
 Bagi sebagian orang, malam hari berarti akhir dari kendali atas waktu.
 Mereka merasa tidak produktif, tidak sibuk, dan perlu beristirahat—hal yang mungkin sulit diterima oleh orang yang aktif dan dinamis.
 Menyalakan televisi berfungsi sebagai semacam "pengalih" untuk menghadapi kenyataan bahwa hari telah berakhir.
 
  Dalam beberapa situasi, ini mungkin berasal dari ketidakmampuan untuk melihat waktu istirahat sebagai aktivitas yang produktif, atau bahkan sebagai bentuk ketakutan terhadap kematian dan ketidakpastian (kecemasan malam).
 
 
  
   Kesimpulan
  
 
 
 Tidur dengan televisi menyala tidak sepenuhnya merupakan kebiasaan buruk, tetapi dapat memberikan wawasan penting mengenai kondisi psikologis seseorang.
 Dari pola pikir yang aktif, ketidaknyamanan dalam kesunyian, hingga kesulitan dalam menghadapi kesendirian—semua hal ini bisa muncul bersamaan dalam kebiasaan buruk ini.
 
  Bagi mereka yang merasa kebiasaan ini mulai mengganggu kualitas tidurnya, pilihan alternatif seperti mesin suara latar putih, podcast yang menenangkan, atau latihan mindfulness bisa menjadi cara yang lebih sehat untuk beralih ke tidur yang lebih damai.
 
 
  Pada akhirnya, menyadari kebiasaan tidur kita adalah langkah awal untuk menjaga kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan.
 
 
  ***
 
 
 
Komentar
Posting Komentar